Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok online kontroversial yang dikenal sebagai Laskar89 telah memperoleh ketenaran karena taktik agresifnya dalam menargetkan kritik dan pembangkang pemerintah. Grup, yang beroperasi terutama di platform media sosial seperti Twitter dan Facebook, telah dituduh menggunakan intimidasi, pelecehan, dan doxxing untuk membungkam mereka yang berbicara menentang pemerintah.
Laskar89 menggambarkan dirinya sebagai sekelompok orang Indonesia patriotik yang berdedikasi untuk membela negara dan para pemimpinnya dari apa yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional. Namun, para kritikus berpendapat bahwa tindakan kelompok itu melampaui aktivisme politik dan berbatasan dengan main hakim sendiri.
Salah satu aspek yang paling meresahkan dari taktik Laskar89 adalah penggunaan doxxing, praktik di mana informasi pribadi individu, seperti alamat rumah mereka, nomor telepon, dan detail tempat kerja, diumumkan untuk mengintimidasi dan melecehkan mereka. Dalam beberapa kasus, anggota Laskar89 bahkan telah melangkah lebih jauh dengan secara fisik menghadapi target mereka dalam kehidupan nyata.
Kelompok ini juga telah diketahui menargetkan jurnalis, akademisi, dan aktivis yang kritis terhadap pemerintah, yang mengarah pada kekhawatiran tentang kebebasan berbicara dan kebebasan pers di Indonesia. Pada tahun 2020, kelompok itu dituduh menyebarkan informasi palsu dan menghasut kekerasan selama protes terhadap hukum omnibus yang kontroversial tentang penciptaan lapangan kerja.
Terlepas dari tuduhan ini, Laskar89 terus beroperasi dengan impunitas, tampaknya berani dengan kehadiran online mereka dan kurangnya konsekuensi untuk tindakan mereka. Pendukung kelompok itu berpendapat bahwa mereka hanya menggunakan hak mereka untuk kebebasan berbicara dan membela negara dari ancaman yang dirasakan.
Namun, para kritikus berpendapat bahwa taktik Laskar89 berbahaya dan tidak memiliki tempat dalam masyarakat yang demokratis. Penggunaan intimidasi dan pelecehan untuk membungkam suara -suara perbedaan pendapat hanya berfungsi untuk merusak kebebasan berekspresi dan menciptakan iklim ketakutan dan sensor.
Menanggapi kebangkitan kelompok seperti Laskar89, organisasi masyarakat sipil dan aktivis hak asasi manusia telah menyerukan perlindungan yang lebih besar bagi mereka yang berbicara menentang pemerintah. Mereka berpendapat bahwa pemerintah harus mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan dan keamanan semua warga negara, terlepas dari keyakinan politik mereka.
Membuka kedok Laskar89 adalah langkah yang diperlukan dalam meminta pertanggungjawaban kelompok atas tindakan mereka dan melindungi hak -hak mereka yang berani berbicara kebenaran kepada kekuasaan. Hanya dengan menyoroti taktik mereka dan mengekspos niat mereka yang sebenarnya, kita dapat berharap untuk memerangi budaya ketakutan dan intimidasi yang ingin mereka sebarkan.